RSS

Kamis, 25 Maret 2010

Makanan Khas Jepang

Aburage
(油揚げ), lembaran tahu goreng untuk bahan campuran sup
Adzuki
あずき atau 小豆 , jenis masakan dari kacang merah yang biasanya terasa manis
Arame
荒布, sejenis rumput laut
Bento
弁当, bungkusan makan siang di dalam kotak
Daikon
大根, mirip seperti bengkoang panjang (disebut: white radish) tapi tidak manis (untuk
sayuran)
Dashi
出汁, cairan (kaldu) untuk sup
Donburi
丼, nasi dan lauk a la Jepang
Edamame
枝豆, kacang kedelai yang disajikan masih dalam bentuk berkulit
Fugu
河豚 atau フグ, jenis ikan laut
Ginkgo
銀杏 atau ぎんなん, Ginkgo biloba 銀杏 ginkyō, jenis obat-obatan
Gyokuro
玉露, jenis teh hijau yang termahal
Gyoza
ギョーザ atau 餃子, campuran sayuran dan daging cincang yang dibungkus seperti pangsit ("wonton") dan dikukus/ dimasukkan oven.
Gyudon
nasi dengan irisan daging sapi rebus
Hijiki
鹿尾菜, jenis rumput laut
Kamaboko
蒲鉾, makanan dari ikan yang sudah dihaluskan dan diproses
Katsuobushi
鰹節, semacam serbuk tipis terbuat dari ikan yang ditaburkan di atas makanan sebagai penyedap
Katsuo
鰹, カツオ, sejenis ikan tuna, bahan dasar untuk Katsuobushi
Kombu
昆布, rumput laut kering
Matcha
抹茶, bubuk teh Jepang
Matsutake
松茸, Jenis jamur yang harum baunya
Mirin
味醂, bumbu berupa cairan yang agak manis
Miso atau Sup miso
味噌, jenis sup yang dibuat dari pasta miso
Mochi
餅, kue dari tepung beras
Natto
, semacam tempe yang baunya tidak enak tapi bagus untuk kesehatan
Nikujaga
(肉じゃが, masakan dari daging rebus dan kentang yang sedikit agak manis
Nori
海苔, rumput laut yang sudah diproses dan mirip seperti kertas
Oden
おでん atau 御田, makanan khas untuk musim dingin
Okonomiyaki
お好み焼き, campuran tepung dan daging yang dipanaskan di atas panci (teppan)
Onigiri
(おにぎり, 御握り), nasi yang dibungkus dengan nori
Osechi
御節料理, masakan istimewa untuk merayakan tahun baru
Ramen
ラーメン, mi ala Jepang
Sake
酒 , minuman khas yang mengandung alkohol (memabukkan)
Sashimi
刺身, irisan ikan laut mentah yang masih segar dan dimakan cukup dengan saus dan wasabi
Shabu-shabu
しゃぶしゃぶ, sayuran dan irisan daging sapi mentah yang dicelupkan ke dalam air panas.
Soba
蕎麦, mi gandum berwarna agak coklat
Soy
atau shōyu 醤油 kecap Jepang (sedikit lebih cair)
Sukiyaki
すき焼き atau スキヤキ, masakan yang direbus dan terdiri dari daging sapi, tahu, bawang, bok-choy (dari Tiongkok), jamur, dll
Sushi
鮨 atau 鮓 atau 寿司, potongan nasi yang dilapisi dengan ikan mentah dan sayuran bersama saus
Takoyaki
たこ焼, たこ焼き, atau 章魚焼き, campuran tepung dan gurita (octopus) berbentuk bulat yang dibakar/panggang
Tamari
たまり, cairan dari hasil perasan kacang
Tempura
天麩羅, sayuran atau ikan yang digoreng dengan tepung
Teppanyaki
鉄板焼き, jenis masakan yang dipanggang di atas panci (teppan)
Teriyaki
照焼き atau テリヤキ, cara memasak ikan atau daging yang dipanggang dan dimakan dengan saus manis
Tofu
豆腐 tahu yang berasal dari Tiongkok
Udon
饂飩, mi Jepang (agak tebal irisannya)
Umeboshi
梅干, sejenis asinan buah
Wakame
若布, rumput laut sebagai campuran sup miso
Wasabi
山葵 atau わさび, sambal hijau pedas (menyengat di hidung)
Yakisoba
焼きそば, mi goreng Jepang
Yakitori
焼き鳥, sate ayam (ayam bakar) ala Jepang

Kimono (着物 )

Kimono adalah pakaian khas/tradisional bangsa Jepang. Arti kimono itu sendiri adalah baju atau sesuatu yang dikenakan. Bentuk baju kimono seperti huruf “T”, berlengan panjang dan berkerah.

Baju kimono untuk wanita berbentuk baju terusan sedangkan kimono pria berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada dibawah kerah bagian kiri. Sabuk kain/Obi dililitkan pada bagian perut/pinggang dan diikat dipunggung. Alas kaki saat memakai kimono adalah zori atau geta.



KIMONO WANITA:
Kurotomesode

Tomesode adalah jenis kimono yang paling formal untuk wanita yang sudah menikah dan berwarna hitam. Pakaian ini digunakan untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara resmi lainnya.

Ciri khas kurotomesode adalah bermotif indah pada bagian bawah sekitar kaki depan dan belakang. Ada lambang keluarga yang terletak pada tiga sisi yaitu punggung, dada bagian atas kanan dan kiri, dan bagian belakang lengan.

Irotomesode

Pakaian ini terbuat dari tomesode yang berwarna. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Pemilihan motif lambang dapat disesuaikan dengan jenis acaranya.

Kimono irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kuritimesode, misalnya resepsi di istana kaisar.

Furisode

Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahannya berwarna cerah dengan motif yang mencolok diseluruh bagian kain.

Ciri furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Pakaian ini digunakan saat menghadiri upacara seijin shiki, resepsi pernikahan teman, upacara wisuda atau hatsumode.

Iromuji

Iromuji adalah kimono semiformal, tetapi bisa dijadikan kimono formal bila iromuji memiliki lambang keluarga(kamon). Iromuji terbuat dari bahan yang berwarna lembut seperti pink, biru muda, atau kuning dan warna lembut lainnya.

Iromuji dapat digunakan pada acara pernikahan jika jumlah lambang keluarga ada lima. Tetapi jika hanya satu, pakaian ini dapat digunakan saat acara minum teh.

Tsukesage

Tsukesage adalah kimono semiformal yang digunakan oleh wanita yang sudah/belum menikah. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga dan diperbolehkan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi atau perayaan tahun baru.

Komon

Komon adalalah kimono santai untuk wanita yang sudah/belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah bermotif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman atau menonton pertunjukan digedung.

Tsumugi

Tsumugi adalah kimono yang dipakai untuk bersantai dirumah dan dapat digunakan untuk wanita yang sudah/belum menikah. Kimono jenis ini dapat digunakan saat keluar rumah seperti berbelanja atau berjalan-jalan. Bahan yang digunakan adalah katun ataupun sutra kelas rendah yang tebal dan kasar.

Yukata

Yukata adalah kimono yang dipaaki saat musim panas. Bahannya terbuat dari kain katun yang tipis tanpa pelapis.

KIMONO PRIA:



Kimono pria terbuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua,coklat tua, biru tua, hitam.

Montsuki

Montsuki digunakan bersama hakama dan haori cocok dipakai saat menghadiri upacara sangat resmi dan dapat juga dipakai sebagai pakaian pengantin pria tradisional.

Kinagashi

Kimono jenis ini adalah jenis pakaian yang dapat digunakan sehari-hari, untuk bersantai ataupun keluar rumah. Kinagashi tidak dihiasi dengan lambang keluarga.

Senin, 22 Maret 2010

Bunga Sakura


Sakura bersama dengan bunga seruni, merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, yaitu sekitar awal April hingga akhir April.

Sakura dapat terlihat di mana-mana di Jepang, diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur. Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.


Pohon sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam familia Rosaceae, genus Prunus sejenis dengan pohon prem, persik, atau aprikot, tetapi secara umum sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata "sakura" adalah kata "saku" (bahasa Jepang untuk "mekar") ditambah akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.

Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.

Bunga digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan susunan daun mahkota:

* bunga tunggal dengan daun mahkota selapis
* bunga ganda dengan daun mahkota berlapis
* bunga semi ganda

Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.

Di Jepang, mekarnya sakura jenis someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week.

Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga sakura someiyoshino dari barat ke timur lalu utara yang disebut sakurazensen. Dengan menggunakan peta sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.

Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.

Bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung merpati memakan seluruh bagian bunga.

Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga sakura disebut hanami (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.

Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut ichibu hazakura. Sementara itu, pohon sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut hazakura (sakura daun).

Bunga dari pohon jenis yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda.

Kamis, 04 Maret 2010

Ragam Budaya Jepang

Aneka ragam budaya Jepang (bunka, matsuri, ongaku, eiga , iro-iro aru)
Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :

Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.

Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

Sejarah

Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.

Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.

Tiga matsuri terbesar

* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)

* Tenjin matsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)

* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei)

Matsuri yang terkenal sejak dulu

Daerah Tohoku

* Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)
* Kantō Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)
* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai, bulan Agustus)

Daerah Kanto

* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
* Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo, bulan Mei)
* Sannō Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni)

Daerah Chubu

* Owarafū no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)
* Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).
* Takayama Matsuri (kota Takayama, Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)
* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur Gifu, bulan April)

Daerah Kinki

* Aoi Matsuri (Kyoto, bulan Mei)
* Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)
* Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)
* Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
* Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)
* Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)
* Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai "Tiga Matsuri Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka, bulan Juni-Juli)

Daerah Chugoku dan Shikoku

* Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)
* Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus)

Daerah Kyushu

* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, bulan Juli)
* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)
* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, bulan November)

Pengertian lain

Dalam bahasa Jepang, kata "matsuri" juga berarti festival dan aksara kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai, sehingga dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai (festival hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival yang diadakan oleh universitas).

Shimin Matsuri adalah sebutan untuk matsuri yang diselenggarakan pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan maksud untuk menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan dengan institusi keagamaan.

Festival dan Matsuri yang lain

* Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
* Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
* YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
* Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
* Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
* Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
* Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)
* Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
* Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustus)


Origami
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.

Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.

Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.

Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.

Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.

Sejarah Nama "Jepang"

Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari). Sebutan Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara dalam uang Jepang, prangko, dan pertandingan olahraga internasional. Sementara itu, sebutan Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.

Kata Nippon dan Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Cina, dan merujuk kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Cina. Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Cina, negara ini dikenal sebagai Yamato (大和). Di Cina pada zaman Tiga Negara, sebutan untuk Jepang adalah negara Wa (倭).

Dalam bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara Cina 日本 dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]). Dalam dialek Wu, aksara 日 secara tidak resmi dibaca sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan, 日本 dibaca sebagai [niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.

Kata Jepang dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina, tepatnya bahasa Cina dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara ini sebagai Jepang (namun ejaan bahasa Malaysia sekarang: Jepun). Kata Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh pedagang Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika berada di Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan kata Giapan.

Huruf-Huruf dalam Bahasa Jepang

Dalam Bahasa Jepang digunakan tiga jenis huruf, yaitu katakana, hiragana dan kanji.

Katakana biasanya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Jepang, selain itu juga digunakan untuk menuliskan onomatope dan kata-kata asli bahasa Jepang, hal ini hanya bersifat penegasan saja.

Huruf KATAKANA
ア a イ i ウ u エ e オ o

カ ka キ ki ク ku ケ ke コ ko キャ kya キュ kyu キョ kyo

サ sa シ shi ス su セ se ソ so シャ sha シュ shu ショ sho

タ ta チ chi ツ tsu テ te ト to チャ cha チュ chu チョ cho

ナ na ニ ni ヌ nu ネ ne ノ no ニャ nya ニュ nyu ニョ nyo

ハ ha ヒ hi フ fu ヘ he ホ ho ヒャ hya ヒュ hyu ヒョ hyo

マ ma ミ mi ム mu メ me モ mo ミャ mya ミュ myu ミョ myo

ヤ ya ユ yu ヨ yo

ラ ra リ ri ル ru レ re ロ ro リャ rya リュ ryu リョ ryo

ワ wa ヲ wo

ン n

ガ ga ギ gi グ gu ゲ ge ゴ go ギャ gya ギュ gyu ギョ gyo

ザ za ジ ji ズ zu ゼ ze ゾ zo ジャ ja ジュ ju ジョ jo

ダ da ヂ ji ヅ zu デ de ド do

バ ba ビ bi ブ bu ベ be ボ bo ビャ bya ビュ byu ビョ byo

パ pa ピ pi プ pu ペ pe ポ po ピャ pya ピュ pyu ピョ pyo

Huruf ini biasanya digunakan untuk merepresentasikan kata-kata dari bahasa asing.
イェ ye

ウィ wi ウェ we ウォ wo

ヴァ va ヴィ vi ヴ vu ヴェ ve ヴォ vo

シェ she

ジェ je

チェ che

ティ ti トゥ tu

テュ tyu

ディ di ドゥ du

デュ dyu

ツァ tsa ツィ tsi ツェ tse ツォ tso

ファ fa フィ fi フェ fe フォ fo

フュ fyu

Hiragana atau pada masa silam, juga dikenali sebagai onna de (女手) atau 'tulisan wanita' karena biasa digunakan oleh kaum wanita. Kaum lelaki pada masa itu menulis menggunakan tulisan Kanji dan Katakana. Hiragana mula digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi.
Kegunaan Hiragana

* menulis akhiran kata (okurigana, 送り仮名). Contoh: okuru (mengirim)
* menulis kata keterangan (adverb), beberapa kata benda (noun) dan kata sifat (adjektif).
* perkataan-perkataan yang penulisan Kanji-nya tidak diketahui atau sudah lama tidak digunakan.
* menulis bahan bacaan anak-anak seperti buku teks, animasi dan komik (manga).
* menulis furigana, dikenal juga dengan rubi, yaitu teks kecil di atas kanji, yang menandakan bagaimana suatu kata dibaca. Misalnya:
べんきょう
勉強 する

Huruf HIRAGANA

あ a い i う u え e お o

か ka き ki く ku け ke こ ko きゃ kya きゅ kyu きょ kyo

さ sa し shi す su せ se そ so しゃ sha しゅ shu しょ sho

た ta ち chi つ tsu て te と to ちゃ cha ちゅ chu ちょ cho

な na に ni ぬ nu ね ne の no にゃ nya にゅ nyu にょ nyo

は ha ひ hi ふ fu へ he ほ ho ひゃ hya ひゅ hyu ひょ hyo

ま ma み mi む mu め me も mo みゃ mya みゅ myu みょ myo

や ya ゆ yu よ yo

ら ra り ri る ru れ re ろ ro りゃ rya りゅ ryu りょ ryo

わ wa ゐ wi ゑ we を wo

ん n

が ga ぎ gi ぐ gu げ ge ご go ぎゃ gya ぎゅ gyu ぎょ gyo

ざ za じ ji ず zu ぜ ze ぞ zo じゃ ja じゅ ju じょ jo

だ da ぢ (ji) づ (zu) で de ど do ぢゃ (ja) ぢゅ (ju) ぢょ (jo)

ば ba び bi ぶ bu べ be ぼ bo びゃ bya びゅ byu びょ byo

ぱ pa ぴ pi ぷ pu ぺ pe ぽ po ぴゃ pya ぴゅ pyu ぴょ pyo

Kanji secara harfiah berarti "aksara dari Han", adalah aksara Cina yang digunakan dalam bahasa Jepang. Kanji adalah salah satu dari empat set aksara yang digunakan dalam tulisan modern Jepang selain kana (katakana, hiragana) dan romaji.

Kanji dulunya juga disebut mana (真名 ?) atau shinji (真字 ?) untuk membedakannya dari kana. Aksara kanji dipakai untuk melambangkan konsep atau ide (kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat, dan kata keterangan). Sementara itu, hiragana (zaman dulu katakana) umumnya dipakai sebagai okurigana untuk menuliskan infleksi kata kerja dan kata-kata yang akar katanya ditulis dengan kanji, atau kata-kata asli bahasa Jepang. Selain itu, hiragana dipakai menulis kata-kata yang sulit ditulis dan diingat bila ditulis dalam aksara kanji. Kecuali kata pungut, aksara kanji dipakai untuk menulis hampir semua kosakata yang berasal dari bahasa Cina maupun bahasa Jepang.